Rabu, 11 November 2009

Urutan 1 - 10 dari 27 hasil penelusuran yang berisi kata obat, kata anti dan kata histamin

Allerin Expectorant 120 ml

  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal: fenilefrin, fenilpropanolamin), penderita tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase (MAO).

  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, sperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight), atau penderita usia lanjut.

  • Bila dalam 3 hari gejala-gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.



Komposisi:
Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung:
Difenhidramin HCl 12,5 mg
Guaifenesin 50 mg
Natrium Sitrat 180 mg
Pseudoefedrin HCL 15 mg

Cara Kerja obat:
Bekerja sebagai antihistamine, antitusif, ekspektoran, dan dekongestan hidung.

Dosis:
Minum 3 kali sehari
Dewasa: 10 ml (2 sendok takar)
Anak 6 - 12 tahun: 5 ml (1 sendok takar)
Anak 2 - 6 tahun: 2.5 ml (1/2 sendok takar).

Efek Samping:
Mengantuk, gangguan pencernaan, sakit kepala, insomnia, eksitasi, tremor, takikardia, aritma, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih.

Peringatan dan Perhatian:
  • Lihat box warning.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid, gangguan jantung dan diabetes militus.

  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 2 tahun, wanita hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

  • Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan susunan saraf pusat.

Interaksi obat:
Penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan krisis hipertensi.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat C).


P No. 1
AWAS! obat KERAS
BACALAH ATURAN MEMAKAINYA

PT Medifarma Lab

Allerin Expectorant 60 ml

  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal: fenilefrin, fenilpropanolamin), penderita tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase (MAO).

  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, sperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight), atau penderita usia lanjut.

  • Bila dalam 3 hari gejala-gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.



Komposisi:
Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung:
Difenhidramin HCl 12,5 mg
Guaifenesin 50 mg
Natrium Sitrat 180 mg
Pseudoefedrin HCL 15 mg

Cara Kerja obat:
Bekerja sebagai antihistamine, antitusif, ekspektoran, dan dekongestan hidung.

Dosis:
Minum 3 kali sehari
Dewasa: 10 ml (2 sendok takar)
Anak 6 - 12 tahun: 5 ml (1 sendok takar)
Anak 2 - 6 tahun: 2.5 ml (1/2 sendok takar).

Efek Samping:
Mengantuk, gangguan pencernaan, sakit kepala, insomnia, eksitasi, tremor, takikardia, aritma, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih.

Peringatan dan Perhatian:
  • Lihat box warning.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid, gangguan jantung dan diabetes militus.

  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 2 tahun, wanita hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

  • Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan susunan saraf pusat.

Interaksi obat:
Penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan krisis hipertensi.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat C).


P No. 1
AWAS! obat KERAS
BACALAH ATURAN MEMAKAINYA

PT Medifarma Lab

ANADEX

  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal ephedrine, pseudoephedrine, phenylephrine), penderita tekanan darah tinggi berat, dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase.

  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, seperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight) atau penderita usia lanjut.

  • Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jangtung berdebar, dan pusing.



Komposisi:
Tiap kaplet salut gula mengandung:
Paracetamol ........................................ 500 mg
Dextramethorphan HBr ............................... 15 mg
Phenylpropanolamine HCl ............................ 15 mg
Chlorpheniramine maleate ........................... 1 mg

Cara Kerja obat:
Bekerja sebagai analgetik-antipiretik, antitusif, antihistamin dan dekongestan hidung.

Aturan Pakai:
Dewasa: 1 kaplet salut gula 3 - 4 kali sehari.

Efek Samping:
  • Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin.

  • Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Peringatan dan Perhatian:
  • Lihat Box Warning.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, galukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid dan retensi urin.

  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

  • Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan susunan saraf pusat.

  • Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.

  • Hati-hati untuk penderita debil dan hipoksia (kekurangan oksigen).

  • Dapat menyebabkan depresi pernafasan dan susunan saraf pusat pada penggunaan dengan dosis besar atau pada pasien dengan gangguan fungsi pernafasan (misal asma, emfisema).

Interaksi obat:
Penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan krisis hipertensi.

Penyimpanan:
Simpan di bawah 30 derajat Celsius terlindung dari cahaya.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Interbat

Anakonidin OBH

  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal efedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin), penderita tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase (MAO).

  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, sperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight), atau penderita usia lanjut.

  • Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.



Komposisi:
Tiap sendok takar (5 ml) mengandung:
Succus liquiritieae 100 mg, Paracetamol 120 mg, Amonium klorida 50 mg, Pseudoefedrin HCL 7.5 mg, CTM 1 mg.

Cara Kerja obat:
Bekerja sebagai analgetis-antipiretik, ekspektoran, antihistamin dan nasal dekongestan.

Aturan Pakai:
Anak 2 - 6 tahun: 3 kali sehari, 1 sendok takar (5 ml).
Anak-anak 6 - 12 tahun: 3 kali sehari, 2 sendok takar (10 ml).

Peringatan dan Perhatian:
  • Lihat Box Warning.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, hipertiroid dan retensi urin.

  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan susunan saraf pusat.

  • Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

  • Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.


Efek Samping:
Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takhikardi, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urine. Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Interaksi obat:
Penggunaan bersamaan antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan krisi hipertensi.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat Celsius).

Dapat Menyebabkan Kantuk


P No. 1
AWAS! obat KERAS
BACALAH ATURAN MEMAKAINYA

PT Konimex

Ceftazidime
Komposisi:
CEFTAZIDIME 1 g mengandung:
Ceftazidime pentahidrat setara dengan Ceftazidime 1 g

Farmakologi:
Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat bakterisidal. Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel. Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam range/spektrum yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid lainnya. Selain itu Ceftazidime sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase, plasmid dan kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif dan dengan demikian Ceftazidime aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin lainnya.

Bakteriologi:
Didasarkan pada spektrum aktivitasnya, Ceftazidime umumnya diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ketiga.
Secara in vitro Ceftazidime aktif terhadap kuman-kuman berikut:
Kuman gram negatif, aerob:
Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversaus); Enterobacter spp. (termasuk E. cloacae dan E. aerogenes); Escherichia coli; Haemophilus influenzae, termasuk strain yang resisten terhadap ampisilin; Klebsiella (termasuk K. pneumonia); Neisseria meningitidis; Proteus mirabilis, Proteus vulgaris; Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa); Serratia spp.

Kuman gram positif, aerob:
Staphylococcus aureus, termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan yang tidak.
Streptococcus aglaticae (Streptococci group B); Streptococcus pyogenes (Streptococci beta-hemolitik A)

Kuman lainnya:
Acinobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus parainfluenzae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheoae, Peptococcus spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigela spp., Staphylococcus epidermis dan Yersinia entrocobacter.

Dosis:
Dosis umum
Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis tergantung pada tingkat keparahan, sensitifitas dan tipe infeksi serta usia, berat badan dan fungsi ginjal penderita.

Dewasa:
Dosis Ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 gram per hari, dapat diberikan dosis masing-masing 500 mg, 1 g atau 2 g setiap 12 atau 8 jam secara IV atau IM.

Untuk infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg atau 1 g setiap 12 jam sudah mencukupi
Untuk sebagian besar infeksi sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau 2 g setiap 12 jam.

Untuk infeksi yang parah terutama untuk penderita “immunocopromised”, termasuk neutropenia, dapat diberi dosis 2 g setiap 8 jam atau 12 jam.

Untuk penderita cystic fibrosis dengan fungsi ginjal yang normal yang mengalami infeksi paru-paru pseudomonal sebaiknya digunakan dosis 100-150 mg/kg/hari sebagai dosis terbagi.

Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal penggunaan dosis 9 g/hari masih aman.

Bayi dan anak:
Dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100 mg/kg/hari, diberikan sebagai dosis terbagi (2-3 kali). Dosis hingga 150 mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis terbagi dapat diberikan pada anak-anak yang menderita fibrocystic, infected immunocompromised dan meningitis.

Neonatus dan bayi di bawah 2 bulan
Dosis 25-60 mg/kg/hari diberikan dosis sebagai dosis terbagi 2 kali sehari, telah terbukti efektif. Waktu paruh Ceftazidime pada neonatus dapat 3-4 kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.

Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal secara filtrasi glomeruler. Sehingga dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal harus disesuaikan atau diturunkan.

Pada penderita infeksi berat terutama neutropenia yang biasanya mendapatkan dosis 6 g sehari, ini tidak bisa dilakukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, maka unit dosis pada tabel di atas dapat dinaikkan 50% atau frekuensi pemberian disesuaikan. Pada penderita ini dianjurkan agar kadar Ceftazidime dalam serum dipantau dan kadar dalam serum tidak boleh lebih dari 40 mg/liter.

Bila hanya ada klirens kreatinin serum, maka rumus (persamaan Cokcroft's) dapat digunakan untuk mengestimasi klirens kreatinin.
Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada keadaan tunak.

Pria:
Klirens kreatinin = berat badan (kg) x (140 – usia lanjut) / 72 x kreatinin serum (mg/dL)
Wanita: 0,85 x nilai di atas.

Perubahan kreatinin serum dari u mol liter menjadi mg dL adalah dengan membagi 88,4.
Pada anak-anak klirens kreatinin disesuaikan dengan luas area atau bobot tubuh dan frekuensi pemberian seperti pada orang dewasa.

Cara pemberian:
Ceftazidime dapat diberikan secara IV dan IM ke dalam masa otot yang besar misalnya pada daerah gluteus maximus bagian atas atau otot lateral pada paha.

Peringatan dan Perhatian:
Peringatan:
Seperti antibiotika beta-laktam lainnya, sebelum pengobatan dengan Ceftazidime sebaiknya dilakukan pemeriksaan riwayat reaksi hipersensitifitas terhadap Ceftazidime, sefalosporin, penisilin dan obat lainnya.

Ceftazidime sebaiknya diberikan dengan perhatian khusus pada penderita dengan tipe I atau reaksi hipersensitif terhadap penisilin. Bila terjadi reaksi alergi, hentikan penggunaan obat ini. Reaksi hipersensitif yang serius dapat diatasi dengan efinefrin (adrenalin), hidrokortison, antihistamin atau pengatasan emergensi lainnya.

Perhatian:
Pemberian sefalosporin dosis tinggi harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat nefrotoksik seperti aminoglikosida, furosemid, karena kombinasi ini diduga mempengaruhi fungsi ginjal.

Percobaan klinik menyebutkan bahwa hampir tidak ada masalah pada penggunaan dosis lazim. Tidak ada bukt bahwa Ceftazidime mempengaruhi fungsi ginjal pada dosis teurapetik, tetapi perlu dilakukan penurunan dosis untuk penderita gagal ginjal, karena Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal, yaitu untuk mencegah konsekuensi klinik akibat peningkatan kadar antibiotik seperti konvulsi.

Tidak ada bukti eksperimental terhadap efek embyophatik dan teratogenik dari Ceftazidime, tetapi seperti semua obat lainnya maka pemberian obat ini pada masa awal kehamilan dan awal pertumbuhan janin harus hati-hati.

Penggunaan selama masa kehamilan harus dipertimbangkan keuntungannya dibandingkan dengan resiko yang terjadi.

Ceftazidime diekskresi melalui air susu dengan demikian perlu perhatian khusus bila Ceftazidime diberikan ibu menyusui.

Ceftazidime tidak mempengaruhi uji glikosuria yang berdasarkan enzym. Telah diobservasi terjadi sedikit pengaruh terhadap metode reduksi kupri (Benedict's Fehling dan Clintest). Ceftazidime tidak mempengaruhi alkali pikrat pada pemeriksaan kreatinin.

Penggunaan Ceftazidime untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kelebihan pertumbuhan kuman yang non-susceptible (misalnya: candida, Enterococci) sehingga perlu dilakukan penghentian pengobatan dan gunakan obat terapi lainnya.

Efek samping:
Percobaan klinik menyebutkan bahwa Ceftazidime ditoleransi dengan baik. Efek samping umumnya jarang terjadi termasuk:

Lokal; flebitis atau tromboflebitis pada pemberian IV; rasa sakit atau inflamasi setelah injeksi IM; hipersensitivitas; rash makulopapular atau urtikarial; fever; angiodema (sangat jarang); reaksi-reaksi anafilaktik (bronkospase dan atau hipotensi); gastrointestinal (diare, nausea, nyeri, abdominal, thrust atau kolitis (dangat jarang)).

Efek samping lain yang dikaitkan dengan Ceftazidime termasuk:
- Genito-urinary: candidosis vaginitis
- Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing paraestesia dan rasa tidak enak.

Perubahan sementara terhadap hasil uji laboratorium selama pengobatan dengan Ceftazidime termasuk eosinofilia, test Coombs' positif tanpa haemolisis, trombositosis dan sedikit peningkatan enzym hepatik SGOT, SGPT, LDH, GGT dan alkalin fosfatase,

Kadang-kadang: peningkatan sementara urea darah, nitrogen urea dan atau kreatinin serum.

Sangat jarang: transient leucopenia, thrombocytopeniaosis dan lymphocytosis.

Interaksi obat:
Pemberian bersama-sama dengan aminoglikosida dapat mengakibatkan inaktivasi. Bila diberikan bersamaan sebaiknya diinjeksikan pada tempat (bagian tubuh) yang berbeda. Jangan mencampur kedua obat ini dalam kantong atau botol infus yang sama.

Dengan vancomycin dapat terjadi pengendapan sehingga untuk pemberian dengan infus harus dibilas terlebih dahulu bila menggunakan selang yang sama.

Perhatian Farmasetik:
CEFTAZIDIME dikemas dalam vial dengan tekanan rendah; tekanan positif dihasilkan dari rekonstitusi karena pengeluaran gas karbondioksida. Setelah direkonstruksi CEFTAZIDIME bertahan selama 18 jam bila disimpan pada suhu 25ºC dan selama 7 hari bila disimpan dalam lemari es. Sedikit peningkatan warna terjadi selama penyimpanan.

CEFTAZIDIME untuk injeksi tercampur dengan cairan infus yang biasa digunakan. Larutan 1 mg/ml dan 40 mg/ml dalam larutan infus berikut dapat disimpan hingga 18 jam pada suhu di bawah 25ºC dan selama 7 hari dalam lemari es.

Larutan injeksi Natrium laktat M/6; Larutan injeksi Natrium laktat compound (Larutan Hartmann's); Larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.225%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.45%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.9%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.18%, Larutan injeksi Dekstrosa 10%; Larutan injeksi 10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%, Larutan injeksi 10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan injeksi 6% Dekstran 70 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%; Larutan injeksi 6% Dexstran 70 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%.

(Ceftazidime kurang stabil dalam larutan injeksi Natrium Bikarbonat dibandingkan dengan larutan intravena lainnya. Tidak dianjurkan sebagai diulen).

CEFTAZIDIME untuk injeksi dapat disimpan hingga 18 jam di bawah suhu 25ºC atau selama 7 hari dalam lemari es pada kadar 0,05 mg/ml dan 0,25 mg/ml dalam cairan Dyalisis Intraperitoneal (Laktat).

CEFTAZIDIME untuk injeksi telah diketahui dapat tercampurkan selama 8 jam di bawah suhu 25ºC dan selama 7 hari dalam lemari es bila dicampur pada kadar 4 mg/ml dengan larutan berikut:

Larutan injeksi hidrokortison (hidrokortison natrium fosfat) 1 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9% atau larutan injeksi Dekstrosa 5%.

Larutan injeksi cefuroxime (cefuroxime natrium) 3 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.

Larutan injeksi cloxacillin (cloxacillin natrium) 4 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.

Heparin 10 u/ml atau 50 u/ml dalam larutan NaCl 0,9%.
Larutan injeksi Kcl 10 mEq/l atau 40 mEq/l dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.
Untuk penggunaan IM dapat dicampur dengan larutan injeksi Lignocain 0,5% atau 1%.

Cara Pembuatan Larutan
Penggunaan IM:
untuk vial 1 g, tambahkan 3,0 ml air untuk injeksi.

Penggunaan IV:
untuk vial 1 g, tambahkan 10,0 ml air untuk injeksi

Penyimpanan:
SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, SUHU DI BAWAH 30ºC. TERLINDUNG DARI CAHAYA.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Dexa Medica

Claritin Sirup
Komposisi:
Setiap 5 ml mengandung 5 mg micronized loratadine.

Uraian:
Loratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik poten kerja-lama dengan aktivitas antagonistik selektif pada reseptor-H, periferal.

Dosis dan Aturan Pakai:
Anak-anak berumur 2 hingga 12 tahun:
Berat badan > 30 kg: 10 mg (dua sendok teh) sirup sekali sehari.
Berat badan <= 30 kg: 5 mg (satu sendok teh) sirup sekali sehari.

Peringatan dan Perhatian:
Pasien dengan gangguan fungsi hati berat harus diberikan dosis permulaan yang lebih rendah karena hal ini kemungkinan dapat mengurangi bersihan loratadine; dianjurkan dosis awal 5 mg sekali sehari atau 10 mg setiap 2 hari.
Keamanan dan khasiat CLARITIN pada anak-anak usia di bawah 2 tahun belum ditetapkan. Keamanan pemakaian CLARITIN selama kehamilan belum ditetapkan; oleh karena itu hanya diberikan bila potensi manfaatnya lebih besar dari potensial risikonya terhadap janin.
Karena obat ini diekskresikan dalam air susu, hati-hati apabila diberikan pada wanita yang sedang menyusui.
Bila diberikan bersama-sama dengan alkohol, loratadine tidak memiliki efek potensiasi seperti yang diukur dengan penelitian penampilan psikomotor.
Pernah dilaporkan peningkatan kadar loratadine dalam plasma setelah pemakaian bersama-sama dengan ketokonazol, erithromisin atau simetidin pada penelitian klinik terkendali, tetapi tidak ada perubahan klinis yang bermakna (termasuk elektrokardiografik). obat lain yang diketahui menghambat metabolisme hati herus diberikan dengan hati-hati sampai studi interaksi definit dapat diselesaikan.
Pemberian antihistamin harus dihentikan kurang lebih 48 jam sebelum prosedur uji kulit karena kalau tidak obat-obat ini dapat mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap indikator reaktivitas dermal.

Informasi Kelebihan Dosis:
Somnolensi, takikardia dan sakit kepala pernah dilaporkan karena kelebihan dosis. Sekali minum 160 mg tidak menghasilkan efek-efek yang diinginkan. Pada situasi kelebihan dosis, pengobatan, yang harus segera dimulai, adalah simtomatis dan suportif.
Pengobatan:
Pasien harus diinduksi agar muntah, meskipun bila telah terjadi muntah secara spontan. Muntah yang diinduksi secara farmakologis dengan pemberian sirop ipeka adalah cara yang paling disukai. Namun demikian, jangan menginduksi muntah pada pasien dengan kesadaran yang terganggu. Kerja dari ipeka dipermudah dengan aktivitas fisik dan dengan pemberian 240 sampai 360 mililiter air. Bila tidak terjadi muntah dalam waktu 15 menit, pemberian ipeka harus diulangi lagi. Aspirasi harus diperhatikan, terutama pada anak-anak. Setelah muntah, absorpsi obat yang masih tertinggal dalam lambung dapat diusahakan dengan pemberian karbon aktif yang diberikan bersama dengan air. Bila tidak berhasil muntah atau dikontraindikasikan, harus dilakukan lavase lambung. Larutan salin fisiologis merupakan merupakan larutan lavase pilihan, terutama pada anak-anak. Pada orang dewasa, dapat digunakan air minum, namun sebanyak mungkin dari jumlah yang diberikan harus dibuang lagi sebelum instilasi berikutnya. Katartika salin menarik air ke dalam usus besar secara osmosa dan, oleh karena itu, mungkin berguna bagi kerjanya dalam mempercepat pengenceran isi usus. Loratadine tidak dihilangkan dengan hemodialisis dalam jumlah yang memadai. Setelah pengobatan darurat, pasien harus dipantau terus secara medis.

Efek Samping:
CLARITIN tidak memperlihatkan efek sedatif yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10 mg per hari.
Efek sampingan yang paling sering dilaporkan rasa kecapaian, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan pencernaan seperti nausea, gastritis, dan juga gejala alergi yang menyerupai ruam.
Selama pemasaran CLARITIN tablet, pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supraventikular walaupun jarang.
Demikian juga insiden efek samping yang berkaitan dengan sirop CLARITIN juga sebanding dengan plasebo. Pada uji klinis terkontrol pada pediatrik, insiden yang berkaitan dengan pengobatan sakit kepala, sedasi dan gelisah, peristiwa yang jarang dilaporkan, adalah serupa dengan pada plasebo.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Schering Indonesia

Claritin Tablet
Komposisi:
Setiap tablet mengandung 10 mg micronized loratadine.

Uraian:
Loratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik poten kerja-lama dengan aktivitas antagonistik selektif pada reseptor-H, periferal.

Dosis dan Aturan Pakai:
Orang dewasa dan anak-anak berumur 12 tahun atau lebih: satu tablet sekali sehari.

Peringatan dan Perhatian:
Pasien dengan gangguan fungsi hati berat harus diberikan dosis permulaan yang lebih rendah karena hal ini kemungkinan dapat mengurangi bersihan loratadine; dianjurkan dosis awal 5 mg sekali sehari atau 10 mg setiap 2 hari.
Keamanan dan khasiat CLARITIN pada anak-anak usia di bawah 2 tahun belum ditetapkan. Keamanan pemakaian CLARITIN selama kehamilan belum ditetapkan; oleh karena itu hanya diberikan bila potensi manfaatnya lebih besar dari potensial risikonya terhadap janin.
Karena obat ini diekskresikan dalam air susu, hati-hati apabila diberikan pada wanita yang sedang menyusui.
Bila diberikan bersama-sama dengan alkohol, loratadine tidak memiliki efek potensiasi seperti yang diukur dengan penelitian penampilan psikomotor.
Pernah dilaporkan peningkatan kadar loratadine dalam plasma setelah pemakaian bersama-sama dengan ketokonazol, erithromisin atau simetidin pada penelitian klinik terkendali, tetapi tidak ada perubahan klinis yang bermakna (termasuk elektrokardiografik). obat lain yang diketahui menghambat metabolisme hati herus diberikan dengan hati-hati sampai studi interaksi definit dapat diselesaikan.
Pemberian antihistamin harus dihentikan kurang lebih 48 jam sebelum prosedur uji kulit karena kalau tidak obat-obat ini dapat mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap indikator reaktivitas dermal.

Informasi Kelebihan Dosis:
Somnolensi, takikardia dan sakit kepala pernah dilaporkan karena kelebihan dosis. Sekali minum 160 mg tidak menghasilkan efek-efek yang diinginkan. Pada situasi kelebihan dosis, pengobatan, yang harus segera dimulai, adalah simtomatis dan suportif.
Pengobatan:
Pasien harus diinduksi agar muntah, meskipun bila telah terjadi muntah secara spontan. Muntah yang diinduksi secara farmakologis dengan pemberian sirop ipeka adalah cara yang paling disukai. Namun demikian, jangan menginduksi muntah pada pasien dengan kesadaran yang terganggu. Kerja dari ipeka dipermudah dengan aktivitas fisik dan dengan pemberian 240 sampai 360 mililiter air. Bila tidak terjadi muntah dalam waktu 15 menit, pemberian ipeka harus diulangi lagi. Aspirasi harus diperhatikan, terutama pada anak-anak. Setelah muntah, absorpsi obat yang masih tertinggal dalam lambung dapat diusahakan dengan pemberian karbon aktif yang diberikan bersama dengan air. Bila tidak berhasil muntah atau dikontraindikasikan, harus dilakukan lavase lambung. Larutan salin fisiologis merupakan merupakan larutan lavase pilihan, terutama pada anak-anak. Pada orang dewasa, dapat digunakan air minum, namun sebanyak mungkin dari jumlah yang diberikan harus dibuang lagi sebelum instilasi berikutnya. Katartika salin menarik air ke dalam usus besar secara osmosa dan, oleh karena itu, mungkin berguna bagi kerjanya dalam mempercepat pengenceran isi usus. Loratadine tidak dihilangkan dengan hemodialisis dalam jumlah yang memadai. Setelah pengobatan darurat, pasien harus dipantau terus secara medis.

Efek Samping:
CLARITIN tidak memperlihatkan efek sedatif yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10 mg per hari.
Efek sampingan yang paling sering dilaporkan rasa kecapaian, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan pencernaan seperti nausea, gastritis, dan juga gejala alergi yang menyerupai ruam.
Selama pemasaran CLARITIN tablet, pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supraventikular walaupun jarang.
Demikian juga insiden efek samping yang berkaitan dengan sirop CLARITIN juga sebanding dengan plasebo. Pada uji klinis terkontrol pada pediatrik, insiden yang berkaitan dengan pengobatan sakit kepala, sedasi dan gelisah, peristiwa yang jarang dilaporkan, adalah serupa dengan pada plasebo.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Schering Indonesia

Decolgen Sirup
Komposisi:
Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung:
Parasetamol 120 mg
Pseudoefedrin HCl 7.5 mg
Klorfeniramin Maleat 0.5 mg

Cara Kerja obat:
Bekerja sebagai analgesik-antipiretik, dekongestan hidung dan antihistamin.

Aturan Pakai:
3 kali sehari
Anak 2 - 6 tahun: 5 ml (1 sendok takar)
Anak 6 - 12 tahun: 10 ml (2 sendok takar)
Dewasa dan anak > 12 tahun: 20 ml (4 sendok takar)
Atau menurut petunjuk dokter.

Efek Samping:
  • Mengantuk, ganngguan pencernaan, imsomnia, gelisah, eksitasi, tremor, takikardia, aritmia, ventrikel, mulut kering, palpitasi, retensi urin.

  • Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Peringatan:
  • Lihat kotak Peringatan.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid gangguan jantung dan diabetes militus.

  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 2 tahun, wanita hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

  • Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan susunan saraf pusat.

  • Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Interaksi obat:
Penggunaan bersamaan dengan obat antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan krisis hipertensi.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat C).


  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal: fenilefrin, fenilpropanolamin), penderita tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase (MAO).

  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, sperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight), atau penderita usia lanjut.

  • Bila dalam 3 hari gejala-gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.



P No. 1
AWAS! obat KERAS
BACALAH ATURAN MEMAKAINYA

PT Medifarma Lab

DEXTAMINE dexamethasone dexchlorpheniramine maleat
Komposisi:
Tiap tablet berisi:
Deksametason (micronized) 0.5 mg
Deksklorfeniramina maleat 2 mg

Farmakologi:
Deksametason merupakan salah satu glukokortikoid yang terampuh, kemampuannya dalam menanggulangi peradangan dan alergi kurang lebih sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednison atau prednisolon.
Deksklorfeniramina maleat mengatasi secara sempurna sebagian besar akibat-akibat khas yang ditimbulkan oleh histamin dan secara klinis bermanfaat dalam pencegahan dan penanggulangan banyak gejala alergi.
Disatukannya kemampuan menanggulangi peradangan serta alergi yang dimiliki oleh Deksametason dan sifat anti histamin yang ada pada Deksklorfeniramina maleat menjadikan DEXTAMINE obat pilihan dalam pengobatan simptomatik gangguan-gangguan alergi dan peradangan yang parah.

Dosis:
Dewasa: Dosis permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur. Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan pengobatan dihentikan bila mungkin.
Anak: 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.

Perhatian:
Hal-hal yang perlu diperhatikan sama seperti penggunaan kortikosteroid pada umumnya.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (suhu di bawah 30 derajat Celsius), hindarkan dari cahaya dan kelembaban.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Pharos

DEXTEEM PLUS
Komposisi:
Tiap tablet Dexteem Plus mengandung:
Dexchlorpheniramine Maleat..........................2 mg
Dexamethazone Micronised..............................0,5 mg

Farmakologi:
Dexteem Plus merupakan kombinasi Dexchlorpheniramine Maleat dengan Dexamethazone Micronised yang mempunyai daya anti inflamasi antialergi dan antihistamin.
- Dexchlorpheniramine Maleat merupakan suatu antihistamin yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan histamin dan mediator-mediator inflamatory yang lain dari mast cells dan Basofil.
Sebagai antihistamin dapat bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitifitas atau keadaan lain dimana terjadi pelepasan histamin endogen.
- Dexamethazone merupakan suatu kartikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan yang responsif melalui membran plasma secara difusi pasif, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-steroid, kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid.

Dosis:
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: Dosis awal 1 tablet setiap 4 - 6 jam sehari sesudah makan dan sebelum tidur.

Efek Samping:
- Seperti halnya kartikosteroid lainnya a.l. gangguan keseimbangan elektrolit, muskuloskeletal, ophtalmik, metabolik dan psikiatrik, dematologik, endokrin dan saluran pencernaan.
- Seperti halnya antihistamin lainnya a.l. rasa kantuk yang ringan, mulut, hidung dan tenggorokan kering, retensi urinaria, gangguan gastrointestinal, sedasi, dizziness dan vertigo.

Perhatian/Peringatan:
- Hati-hati bila digunakan pada penderita glaucoma, riwayat tukak lambung yang aktif atau kronis, hipertensi, osteoporosis, miastenia gravis, epilepsi, payah jantung, penderita dengan riwayat ulceratif kolitis, prostatism.
- Bila diberikan pada penderita diabetes perlu penyesuaian dosis dari obat anti diabetik.
- Dexamethazone dapat menambah nafsu makan sehingga dapat menambah berat badan.
- Hati-hati bila digunakan pada penderita yang melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, karena dapat menimbulkan rasa kantuk.
- Pemakaian bersama alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lainnya dapat mempotensiasi efek sedasi dari Dexteem Plus.
- Tidak dianjurkan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
- Pada penggunaan jangka panjang hindari penghentian secara tiba-tiba.
- Pemakain obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit.

Interaksi obat:
- Pemakaian bersama antikuogulan dapat menaikkan atau menurunkan waktu protrombin. Dengan diurekik pendepresi kalium dapat meningkatkan resiko hipokalemia.
- Pemakaian bersama-sama dengan:
- Rifampicin, karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, primidon, aminoglutetimid, barbital, mempercepat metabolisme dari kartikosteroid (menurunkan efek).
- antidiabetik: antagonis terhadap efek hipoglekimia.
- Karbinoxolon: meningkatkan resiko hipokalemia.
- Pemakaian kartikosteroid dosis tinggi dengan fenoterol, pirbuterol, reproterol, rimiterol, ritodril, salbutamol dan terbutalin dalam dosis tinggi akan mengakibatkan resiko hipokalemia.
- antihipertensi: antagonis terhadap efek hipotensi.

Cara Penyimpanan:
Simpanlah di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

Kemasan:
Botol berisi 500 tablet.
Dos berisi 10 strip @ 10 tablet.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Erlimpex